Bissmilah..
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, sesungguhnya kesulitan itu ada kemudahan (Q.S.Al-Insyirah:5-6).
Sesungguhnya jalan yang ditempuh untuk mencapai kesuksesan atau keberhasilan dan keberuntungan itu tidak selamanya mulus, akan tetapi sering kali harus berhadapan dengan berbagai tantangan, hambatan dan kesulitan.
Memang, pada kenyataanya hidup ini tempat datang dan pergi, suka dan duka, tawa dan tangis, sehat dan sakit, sukses dan gagal, kaya dan miskin dan seterusnya. Jika seseorang meraih sukses atau keberuntungan maka ia menjadi sangat senang dan bahagia, sebaliknya jika gagal dan merugi maka iapun menjadi sedih, sebab sejak awal manusia lebih cenderung mengondisikan dan menyiapkan mental hanya untuk menghadapi kesenangan dan keberuntungan, dan tidak siap menghadapi kesusahan dan kegagalan.
Kesulitan atau kegagalan itu biasanya kita sikapi sebagai suatu keadaan "gawat darurat", diratapi, melahirkan frustasi, putus asa, kehilagan semangat dan semacamnya.
Karena itu yang sangat kita lakukan adalah perubahan terhadap cara kita menyikapi kesulitan tersebut. Apa yang kita kondisikan secara mental ketika menghadapi kesusahan yang selama ini kita lakukan haruslah dirubah.
Seperti yang telah difirmankan oleh Allah bahwa"sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan", maka hal itu berarti bahwa "kesulitan" itu berpasangan dengan "kemudahan" sebagaimana "kegagalan" itu berpasangan dengan "kesuksesan". Kesulitan merupakan bagian dari hidup, untuk itu ia tidak mesti di posisikan sebagai musuh.
Pernahkah kita melihat sebutir berlian mentah? Sungguh berlianitu seperti batu kasar biasa. Lalu bagaimana "batu kasar" ini dapat diubah menjadi berlian cantik yang demikian digemari oleh setiap wanita? jawabanya adalah "dengan memoles". Berlian mentah itu di poles dan digosok berulang kali sebelum menjelma sebagai sebuah perhiasan. Begitu juga manusia, bila ingin "sukses", ingin berkualitas, maka jangan menyerah ketika menghadapi kesulitan, jangan kalah tatkala menghadapi kegagalan, sebab semua itu hanya proses, penempatan diri, ujian yang harus dijalani sebelum tampil menjadi unggul.
Ternyata "pengalaman pahit " bukanya tidak musti diratapi, tidak harus ditangisi secara berlebihan, bahkan sebaliknya justru kita memerlukan pengalaman pahit itu, agar bisa lahir pribadi-pribadi yang Unggul. Ingat.. tidak akan pernah merasakan kesuksesan sebelum pernah mengalami kegagalan.
Karena itu "jangan menyerah menghadapi kesulitan ". Tidaklah penting berapa kali kita jatuh, tapi yang terpenting berapa kali kita bangkit dari jatuh.
Kamis, 11 Desember 2008
Langganan:
Postingan (Atom)